Lompat ke isi

Gerhana bulan Juli 2018

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gerhana bulan Total
27 Juli 2018
Ekliptika utara

Bulan akan melewati pusat bayangan Bumi.
Siklus Saros 129 (38 71)
Gamma +0.1168
Durasi (jam:menit:detik)
Totalitas 1:42:57
Parsial 3:54:32
Penumbra 6:13:48
Kontak (WIB)
P1 00:14:49
U1 01:24:27
U2 02:30:15
Puncak 03:21:44
U3 04:13:12
U4 05:19:00
P4 06:28:37

Sebuah gerhana bulan total terjadi pada 27 Juli 2018 (28 Juli di Indonesia). Bulan akan melewati pusat dari bayangan Bumi. Gerhana ini akan menjadi gerhana bulan sentral yang pertama sejak 15 Juni 2011.

Karena gerhana akan terjadi saat bulan berada di dekat apogee-nya, maka gerhana ini juga akan menjadi gerhana bulan total yang terpanjang di abad ke-21. Totalitas akan berlangsung selama sekitar 103 menit.[1]

Gerhana bulan ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia. Gerhana dimulai selepas tengah malam hingga sesaat setelah waktu Matahari terbit. Indonesia barat menyaksikan gerhana ini utuh. Di Indonesia timur akan tampak saat Bulan mulai terbenam, dan di Indonesia tengah terbenam seusai fase totalnya gerhana.[2]

Gerhana ini menjadi gerhana bulan total kedua pada tahun 2018, setelah gerhana pertama pada bulan Januari. Gerhana terjadi bersamaan dengan oposisi perihelik Mars, sebuah peristiwa yang terjadi setiap 25.000 tahun sekali.[3]

Visibilitas

[sunting | sunting sumber]

Gerhana benar-benar terlihat dari Afrika Timur dan Asia Tengah; terlihat saat bulan baru terbit dari Amerika Selatan, Afrika Barat, dan Eropa; dan terlihat saat bulan terbenam dari Asia Timur, dan Australia.


Pemandangan Bumi dari Bulan saat puncak gerhana

Peta visibilitas

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Gerhana Bulan total terjadi ketika Bulan memasuki umbra (bayangan gelap) Bumi. Gerhana bermula ketika Bulan perlahan memasuki umbra, sehingga permukaannya akan sedikit tergigit dan perlahan-lahan gigitannya mulai membesar. Selanjutnya, ketika Bulan benar-benar berada di tengah umbra Bumi, ia akan merona dengan warna merah kecokelatan. Rona merah kecokelatan pada Bulan tersebut disebabkan oleh hamburan Rayleigh (efek atmosfer yang serupa dengan efek yang menyebabkan langit memerah saat Matahari terbenam) pada atmosfer Bumi yang sampai ke bayangan umbranya.

Berikut simulasi menunjukkan perkiraan munculnya Bulan melewati bayangan Bumi. Bulan kecerahan yang berlebihan dalam bayangan umbral. Bagian utara dari Bulan berada paling dekat dengan pusat bayangan, sehingga yang paling gelap, dan yang paling merah dalam penampilan.

Gerhana yang berkaitan

[sunting | sunting sumber]

Gerhana Bulan 27 Juli 2018 memiliki kemiripan dengan gerhana yang terjadi pada tahun 2000 dan 2036. Ini juga merupakan bagian dari Saros Bulan 129.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-27. Diakses tanggal 2018-07-12. 
  2. ^ Wahyudi, M Zaki (25 Juli 2018). "Gerhana Bulan Total Terlama di Abad ke-21". Kompas. Hlm.14
  3. ^ "Два редких астрономических явления можно будет наблюдать 27 июля" (dalam bahasa Russian). TASS. 26 July 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-09. Diakses tanggal 26 July 2018. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Fred Espenak2018 Jul 27 diagram: Prediksi Gerhana oleh Fred Espenak, NASA/GSFC